Di tengah hiruk-pikuk kegiatan belajar mengajar, RA Nurul Hidayah memperkenalkan suatu konsep yang tidak hanya mencetak kecerdasan intelektual, tetapi juga memupuk kecerdasan spiritual pada anak-anak melalui praktik berdoa dalam setiap aktivitas. Dalam upaya menciptakan lingkungan pendidikan yang holistik, sekolah ini memasukkan nilai-nilai spiritual sebagai bagian integral dari kehidupan sehari-hari.
Setiap hari, sejak anak-anak memasuki ruang kelas, nuansa keagamaan di RA Nurul Hidayah terasa begitu kuat. Anak-anak tidak hanya diajarkan pelajaran akademis, tetapi juga diingatkan untuk senantiasa membawa aspek spiritual dalam setiap langkah mereka. Praktik berdoa diintegrasikan dalam rutinitas harian, mulai dari doa sebelum memulai pelajaran hingga doa sebelum pulang ke rumah.
Ustadzah Imroatun Jamila, salah seorang pengajar di RA Nurul Hidayah, mengungkapkan pentingnya membiasakan anak-anak untuk berdoa dalam setiap aktivitas mereka. "Berdoa bukan hanya ritual, tetapi juga suatu cara untuk mengarahkan pikiran dan hati kepada yang Maha Kuasa. Dengan membiasakan berdoa, kami berharap anak-anak dapat membentuk sikap dan kebiasaan positif dalam kehidupan sehari-hari mereka," kata Ustadzah Imroatun Jamila.
Berdoa sebelum memulai aktivitas belajar bukan hanya sekadar ungkapan ritual, tetapi menjadi momen introspeksi bagi anak-anak. Mereka diajarkan untuk bersyukur atas kesempatan untuk belajar, meminta petunjuk agar dapat menguasai materi dengan baik, dan memohon perlindungan dari segala hal yang tidak diinginkan. Doa menjadi pengingat bahwa setiap langkah mereka diarahkan oleh niat baik dan keikhlasan.
Selain itu, anak-anak juga diajarkan untuk berdoa sebelum makan, menjadikan waktu makan bukan hanya sebagai kebutuhan fisik, tetapi juga sebagai momen syukur atas rezeki yang diberikan. Dengan meresapi makna doa-doa yang dibacakan, anak-anak diharapkan dapat mengembangkan rasa syukur dan kepedulian terhadap sesama.
Doa juga menjadi pengantar sebelum beraktivitas di luar kelas, seperti permainan dan kegiatan ekstrakurikuler. Ustadzah Imroatun Jamila menekankan bahwa melibatkan aspek spiritual dalam kegiatan fisik dapat membentuk keseimbangan antara tubuh dan jiwa. "Kami ingin anak-anak merasakan bahwa setiap aktivitas mereka mendapatkan restu dari Allah. Dengan begitu, mereka dapat menjalani kehidupan dengan penuh keberkahan," tambahnya.
Pendekatan ini telah memberikan dampak positif pada perkembangan anak-anak di RA Nurul Hidayah. Mereka tidak hanya menjadi lebih disiplin dalam belajar, tetapi juga menunjukkan sikap empati dan kepedulian terhadap teman-teman mereka. Guru dan orang tua merasa senang melihat perubahan positif ini dan percaya bahwa pembiasaan berdoa dalam setiap aktivitas merupakan investasi berharga untuk masa depan anak-anak.
Dengan demikian, RA Nurul Hidayah membuktikan bahwa pendidikan tidak hanya sejauh buku dan pengetahuan, tetapi juga mencakup pembentukan karakter dan spiritualitas. Berdoa dalam setiap aktivitas bukan hanya sekadar tradisi, tetapi menjadi bentuk pengenalan anak-anak terhadap nilai-nilai luhur yang akan membimbing mereka sepanjang kehidupan. RA Nurul Hidayah tetap berkomitmen untuk memberikan pendidikan yang berkualitas dan holistik demi mencetak generasi yang tidak hanya cerdas secara intelektual, tetapi juga berakhlak mulia.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar